Translate

Rabu, 09 Mei 2012

PHPT


PHPT (1)

DAMPAK SAMPING PESTISIDA     kesehatan (keracunan akut, keracunan kronik= kerusakan hormom endokrin, sistem syaraf, pernafasan, karsinogenik, mutagenik, teratogenik).

Prinsip PHT
1.  Ambang Ekonomi
2.  Aras Luka Ekonomi

Sasaran                      mengurangi penggunaan pestisida dengan memadukan teknik pengendalian hayati dan pengendalian kimia.

      Impres Nomor 3 Tahun 1986 menjadi tonggak PHT


 


Pelarangan 57 jenis pestisida untuk pengendalian hama-hama padi. Pengurangan subsidi harga pestisida


UU no 12 Tahun 1992
 


Perlindungan Tanaman Dilaksanakan
Dengan Sistem Pengendalian Hama Terpadu



Smith dan Reynold, PHT adalah sistem pengelolaan populasi hama yang memanfaatkan semua teknik pengendalian populasi hama yang sesuai secara kompatibel untuk mengurangi populasi hama dan mempertahankanya tetap di bawah aras kerusakan ekonomi.




FAKTOR FAKTOR PENDORONG PHT DI INDONESIA

·         Kegagalan Pemberantasan hama Konvensional
·         Kesadaran kualitas hidup dan lingkungan hidup
·         Pola perlindungan tanaman : Tahap subsistem, Tahap eksploitasi, Tahap Kritis, Tahap Bencana, Tahap pengendalian terpadu
·         Kebijakan pemerintah
·         Peningkatan daya saing produk


PRINSIP DASAR PHT

·         Pemahaman ekosistem pertanian
·         Biaya manfaat pengendalian hama
·         Toleransi tanaman terhadap kerusakan
·         Lestarikan dan manfaatkan musuh alami
·         Budidaya tanaman sehat
·         Pemantauan ekosistem
·         Pemberdayaan petani
·         Pemasyarakatan konsep pht


UNSUR-UNSUR PHT

·         Pengendalian alami
·         Pengambilan sampel
·         Aras ekonomi
·         Ekologi dan biologi


KOMPONEN PHT

·         Pengendalian kultur teknis
·         Pengendalian hayati
·         Pengendalian kimia
·         Pengendalian dengan varietas tahan
·         Pengendalian fisik
·         Pengendalian mekanik
·         Pengendalian dengan peraturan karantina)


PHPT (2)

HERBIVORA SEBAGAI HAMA

·        Tanaman menempati aras trofi pertama sebagai produsen sedangkan herbivora menempati trofi kedua sebagai konsumen pertama.
·        Karnivora yang memakan hama menempati trofi ketiga berupa predator atau parasitoid.
·        Pengelolaan hama bertujuan mengelola ekosistem sedemikian rupa sehingga keberadaan hama tidak merugikan.

PENGELOMPOKAN HAMA
·        Hama utama atau hama kunci : merupakan satu jenis hama atau lebih yang dalam kurun waktu yang lama ( sekitar 5 tahun) selalu merusak pertanaman di suatu daerah yang luas dengan intensitas serangan berat (wereng coklat)
·        Hama minor atau hama kadangkala : kurang penting, kerusakan yang diakibatkan dapat ditoleransi baik tanaman maupun petani.
·        Hama potensial : serangga herbivora yang berada di ekosistem saling berkompetisi, dalam kondisi agroekosistem normal tidak menimbulkan kerugian (wereng coklat)
·        Hama migran :Hama jenis tertentu yang tidak berasal dari agroekosistem setempat, berasal dari luar dan berpindah-pindah (belalang kembara, ulat grayak, burung)
·        Hama sekunder atau hama sporadis : dalam keadaan normal dapat dikendalikan oleh musuh alami dan tidak membahayakan

PENGENDALIAN SECARA BUDIDAYA
·         Tujuan :  mengelola lingkungan tanaman sehingga menjadi kurang cocok  bagi kehidupan dan perkembangan hama serta dapat mengurangi laju peningkatan populasi hama dan kerusakan tanaman, mendorong berfungsinya musuh alami.
·       menurut Pedigo
1.  Pengurangan kesesuaian ekosistem, meliputi :
ü  Sanitasi : penghancuran sisa-sisa tanaman hidup, tanaman atau bagian tanaman yang terserang hama. Ex : penggerek buah
ü  Penghancuran  atau modifikasi inang atau habitat pengganti : rerumputan , gulma atau semak-semak untuk peletakan telur dan tempat persembunyian. Ex : penggerek polong
ü  Pengerjaan tanah : Pengendalian instar hama/stadium pupa yang berada dalam tanah (fase terlemah). Ex : telur belalang kumbara
ü  Pengelolaan air : pengaturan irigasi dan drainase air terutama bagi hama yang tidak menyukai genangan air. Ex : lundi

2.  Gangguan kontinuitas penyediaan keperluan hidup hama, meliputi :
ü  Pergiliran tanaman : memutus kesinambungan penyediaan makanan bagi hama. Ex : wereng coklat
ü  Pemberoan lahan : Pengosongan lahan sehingga hama tidak menjumpai makanan yang sesuai. Ex : wereng coklat
ü  Penanaman serempak. Ex : tikus
ü  Penetapan jarak tanam : Mengganggu dan ketersediaan makanan hama.
ü  Lokasi tanaman : hubungan taksonomi yang dekat
ü  Memutuskan sinkronisasi tanaman hama : hama karena siklus musiman atau fenologi hama sesuai dengan fenologi tanaman.
ü  Menghalangi peletakan telur : pemberian mulsa. Ex : lalat bibit


3.  Pengalihan populasi hama menjauhi pertanaman, meliputi :
ü  Penanaman tanaman perangkap : biasanya jenis tanaman yang disukai hama, diletakkan ditengah-tengah atau di sekitar tanaman utama. Ex : jagung;kapas
ü  Panen lajur : menghindari perpindahan populasi hama secara serentak.

4.  Pengurangan dampak kerusakan  hama, meliputi :
ü  Mengubah toleransi inang : tanaman tahan. Ex : pemupukan NPK yang berimbang.
ü  Mengubah jadwal panen : hama lebih ringan.


PENGENDALIAN TANAMAN TAHAN HAMA
·         Efektif, murah dan kurang berbahaya bagi lingkungan
·         Penanaman tanaman tahan hama  secara luas dan seragam-keseragaman genetik besar pada ekosistem-ketahanan varietas tidak lama oleh seleksi alami

SIFAT TANAMAN SEBAGAI SUMBER RANGSANGAN
·         Sifat morfologi : menghasilkan rangsangan fisik atau kegiatan pelatakan telur.  Variasi ukuran daun, bentuk, warna, kekerasan jaringan tanaman,  adanya rambut dan tonjolan.
·         Sifat fisiologi :  zat kimia hasil metabolisme primer { (karbohidrat, lemak, protein, hormon, enzim senyawa anorganik tuk pertumbuhan  dan perkembangbiakan tanaman).




PHPT (3)


Biomes adalah kumpulan ekosistem yang mempunyai tipe vegetasi yang sama,seperti hutan tropis, gurun pasir, dan tundra.

Metode Analisis Agroekosistem
·           Melalui pendekatan sistem kehidupan yaitu penyelidikan tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap sistem kehidupan (perkembangbiakan, ketakatan/survivorship, pemencaran) suatu makhluk hidup tertentu yang menjadi subjek penyelidikan, menghasilkan informasi yang rinci namun cakupannya sempit, sehingga kurang dapat menggambarkan keadaan agroekosistem secara keseluruhan.
·           Komprehensif yaitu penyelidikan habitat yang pendekatannya adalah habitat dengan menekankan hubungan makan-memakan dalam sistem lingkungan tersebut.  (Rantai makanan dan jaring-jaring makanan)


Ekosistem alami adalah ekosistem yang proses pembentukannya terjadi secara alami, mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi dan susunan trofik yang lebih kompleks yang mengakibatkan terciptanya stabilitas lingkungan. Peledakan hama jarang terjadi.
Ekosistem pertanian adalah ekosistem yang terbentuk karena adanya campur tangan manusia dalam proses pembentukannya untuk tujuan peningkatan produktivitas pertanian. Pola tanam monokultur, keanekaragaman spesies yang rendah dan agroekosistem tidak stabil yang mengakibatkan terjadinya peledakan hama dan penyakit tanarnan.

Beberapa jenis usaha tani yang dapat mendorong terjadinya proses keseimbangan ekosistem, meliputi :
ü  penggunaan varitas tahan
ü  pengaturan waktu tanam
ü  pola tanam
ü  penggunaan pupuk berimbang
ü  sanitasi tanaman.

AMBANG EKONOMI merupakan kepadatan populasi hama yang memerlukan tindakan pengendalian untuk mencegah terjadinya peningkatan populasi berikutnya yang dapat mencapai ALE, aspek pengambilan keputusan.
Ambang Ekonomi di Bawah Aras Luka Ekonomi


Ambang Ekonomi sebagai Batas Toleransi terhadap Kerusakan


KERUSAKAN EKONOMI DAN AMBANG PENDAPATAN

Luka adalah setiap bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas populasi serangga herbivora baik aktivitas makan maupun meletakkan telur.
Kerusakan tanaman adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan hama antara lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi.
Jenis kerusakan

Kerusakan kuantitatif merupakan kerusakan jaringan tanaman, gangguan metabolisme atau kerusakan komoditas yang semuanya mengakibatkan penurunan hasil dibandingkan dengan bila tidak ada hama.
Kerusakan kualitatif dapat mempengaruhi ukuran, bentuk, penampakan, komposisi nutrisi sehingga dapat menurunkan kualitas dan nilai produk pertanian.
Kerusakan ekonomi adalah tingkatan kerusakan tanaman akibat serangan hama yang membenarkan adanya pengeluaran biaya untuk tindakan pengendalian.


TEKNIK PERCOBAAN UNTUK MEMPEROLEH FUNGSI RESPONS TANAMAN
  1.      Pengamatan Populasi Alami
  2.      Modifikasi Populasi Alami
  3.      Menggunakan Populasi Buatan
  4.      Simulasi Pelukaan

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi ALE adalah :
a.         faktor yang penting / primer :
  1.      Harga atau nilai produksi tanaman,
  2.      Biaya pengendalian dan pengelolaan hama,
  3.      Derajat luka yang diakibatkan oleh setiap individu hama, dan 
  4.      Kepekaan tanaman terhadap pelukaan oleh serangan hama.

b.          Faktor sekunder :
  1.      kepadatan populasi yang mempengaruhi besarnya luka tanaman,
  2.      harga pestisida yang mempengaruhi besarnya biaya pengelolaan.

PHPT (4)

PENGELOMPOKAN PESTISIDA
·         Insektisida   : Pembunuh serangga
·         Rodentisida  : pembunuh tikus,
·         Akarisida    : pembunuh tungau,
·         Nematisida  : pembunuh nematoda,
·         Fungisida    : pembunuh jamur,
·         Herbisida    : pembunuh gulma

Pengelompokan Menurut Pengaruh Pada Hama
1.  Antifidan               =  menghambat nafsu makan
2.  Antitranspiran          =  mengurangi sistem transpirasi serangga
3.  Atraktan               =  penarik hama (atraktan sex)
4.  Kemosterilan           =  menurunkan kemampuan reproduksi
5.  Defolian                =  merontokkan bagian tanaman yang tidak diinginkan
6.  Desikan                =  mengeringkan bagian tanaman dan serangga
7.  Disenfektan            =  merusak/mematikan organisme berbahaya
8.  Perangsang makan      =  menyebabkan serangga lebih giat makan
9.  Pengatur tumbuh              =  menghentikan, mempercepat/lambat proses pertumbuhan 
    serangga/tanaman
10.      Repelen             =  menjauhkan serangga
11.      Semiokimia         =  feromon, alomon, kairomon
12.      Sinergis             =  meningkatkan efektifitas bahan aktif

Pengelompokan Menurut Cara Masuk Ke Tubuh Serangga
·       Racun perut
·       Racun Kontak,
·       Fumiga
Pengelompokan Menurut Sifat Kimia

1.     Konvensional
·        insektisida anorganik =  tidak mengandung unsur karbon (C),
·        insektisida organik = mengandung unsur karbon (C), meliputi :
ü  insektisida organik alami
ü  organik sintetik, meliputi :
v  Organoklorin,= racun kontak, racun perut  contoh DDT  = 1,1,1-triKoro-2,2-bis(p-klorofenil) etana, stabil dilingkungan
v  Organofosfat = bersifat racun kontak, racun perut, fumigan.  Contoh malation, diazonin.
v  Karbamat = berspektrum luas, menyerang sistem saraf, contoh karbaril-aldikarb (dilarang di Indonesia)
v  Piretroid sintetik =  contoh alletrin, resmetrin, fenvalerat, permetrin.
v  Kloronikotinil = tiruan dari produk nikotin,  contoh bahan aktif imidakloprid (sistemik dan kontak terhadap apis, wereng, trip, kutu daun, rayap)
v  Pengatur pertumbuhan serangga (IGR=insect growth regulator) = contoh ekdison (hormon ganti kulit), hormon juvenil, anti hormon juvenil, penghambat kitin
v  Fumigan = contoh metil bromida (menipiskan ozon), kloropikrin, alumunium  fosfida, fosfin, formaldehid.
v  Minyak petrolium = fitotoksisitas tinggi jika belum disuling, efektif untuk mengendalikan tungau, aphis dan kutu tanaman
v  Insektisida botani = contoh Piretrum dari bunga Chrysanthemum, azadiracthin dari mimba (cara kerja mirip IGR).


Keuntungan penggunaan insektisida adalah praktis, cepat dan hasilnya cepat dapat dilihat.
Kerugian penggunaan Insektisida :
-                    Pencemaran lingkungan
-                    Keracunan pada aplikator
-                    Resistensi serangga terhadap insektisida
-                    Resurgensi
-                    Timbulnya hama sekunder
-                    Adanya residu pada bahan yang dipanen


Beberapa factor yang mempengaruhi derajat keracunan mamalia yaitu :
·         toksisitas pestisida
·         dosis atau konsentrasi pestisida
·         rute pemasukan atau absorbsi oleh tubuh
·         lamanya paparan oleh pestisida

Toksisitas Pestisida dapat dikelompokkan :
1.   Toksisitas akut : pengaruh meracuni atau merugikan yang timbul setelah pemaparan dengan dosis tunggal suatu pestisida atau pemberian dosis ganda dalam waktu kurang lebih 24 jam
2.   Toksisitas kronik : pengaruh yang merugikan yang timbul sebagai akibat pemberian takaran harian berulang pestisida dalam jumlah sedikit atau pemaparan oleh pestisida yang berlangsung  sebagian besar rentang hidup suatu organisme (missal mamalia) biasanya lebih dari 50%. Biasanya pemaparan 2 th
3.        Toksisitas sub kronik : pengaruh yang merugikan yang timbul sebagai akibat pemberian takaran harian berulang pestisida atau pemaparan oleh pestisida yang berlangsung pada sebagian kecil rentang hidup suatu organisme (missal mamalia) biasanya tidak lebih dari 10%. Biasanya pemaparan 3 bulan.



Bahaya keracunan kronik insektisida dapat bersifat :
1.   Karsinogenik (pembentukan jaringan kanker)
2.   Mutagenik (kerusakan untuk generasi yang akan datang)
3.   Teratogenik (kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan)
4.   Endocrine destructor (gangguan hormone endokrin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar