PHPT (1)
DAMPAK SAMPING PESTISIDA kesehatan (keracunan akut, keracunan kronik=
kerusakan hormom endokrin, sistem syaraf, pernafasan, karsinogenik, mutagenik,
teratogenik).
Prinsip PHT
1. Ambang Ekonomi
2. Aras Luka Ekonomi
Sasaran mengurangi penggunaan
pestisida dengan memadukan teknik pengendalian hayati dan pengendalian kimia.
Impres Nomor 3 Tahun 1986 menjadi tonggak PHT
Pelarangan 57
jenis pestisida untuk pengendalian hama-hama padi. Pengurangan subsidi harga
pestisida
UU no 12 Tahun 1992
Perlindungan
Tanaman Dilaksanakan
Dengan
Sistem Pengendalian Hama Terpadu
Smith dan
Reynold, PHT adalah sistem pengelolaan populasi hama yang
memanfaatkan semua teknik pengendalian populasi hama yang sesuai secara
kompatibel untuk mengurangi populasi hama dan mempertahankanya tetap di bawah
aras kerusakan ekonomi.
FAKTOR FAKTOR PENDORONG PHT DI
INDONESIA
·
Kegagalan
Pemberantasan hama Konvensional
·
Kesadaran
kualitas hidup dan lingkungan hidup
·
Pola
perlindungan tanaman : Tahap subsistem, Tahap eksploitasi, Tahap Kritis, Tahap
Bencana, Tahap pengendalian terpadu
·
Kebijakan
pemerintah
·
Peningkatan
daya saing produk
PRINSIP DASAR PHT
·
Pemahaman
ekosistem pertanian
·
Biaya manfaat
pengendalian hama
·
Toleransi
tanaman terhadap kerusakan
·
Lestarikan dan
manfaatkan musuh alami
·
Budidaya
tanaman sehat
·
Pemantauan
ekosistem
·
Pemberdayaan
petani
·
Pemasyarakatan
konsep pht
UNSUR-UNSUR PHT
·
Pengendalian alami
·
Pengambilan
sampel
·
Aras ekonomi
·
Ekologi dan
biologi
KOMPONEN PHT
·
Pengendalian
kultur teknis
·
Pengendalian
hayati
·
Pengendalian
kimia
·
Pengendalian
dengan varietas tahan
·
Pengendalian
fisik
·
Pengendalian
mekanik
·
Pengendalian
dengan peraturan karantina)
PHPT (2)
HERBIVORA SEBAGAI HAMA
·
Tanaman
menempati aras trofi pertama sebagai produsen sedangkan herbivora menempati trofi kedua sebagai konsumen pertama.
·
Karnivora
yang memakan hama menempati trofi ketiga berupa predator atau parasitoid.
·
Pengelolaan hama bertujuan
mengelola ekosistem sedemikian rupa sehingga keberadaan hama tidak merugikan.
PENGELOMPOKAN HAMA
·
Hama utama atau hama kunci
: merupakan satu jenis hama atau lebih yang dalam kurun waktu yang lama (
sekitar 5 tahun) selalu merusak pertanaman di suatu daerah yang luas dengan
intensitas serangan berat (wereng coklat)
·
Hama minor atau hama kadangkala
: kurang penting, kerusakan yang diakibatkan dapat ditoleransi baik tanaman
maupun petani.
·
Hama potensial
: serangga herbivora yang berada di ekosistem saling berkompetisi, dalam
kondisi agroekosistem normal tidak menimbulkan kerugian (wereng coklat)
·
Hama migran
:Hama jenis tertentu yang tidak berasal dari agroekosistem setempat, berasal
dari luar dan berpindah-pindah (belalang kembara, ulat grayak, burung)
·
Hama sekunder atau hama sporadis
: dalam keadaan normal dapat dikendalikan oleh musuh alami dan tidak
membahayakan
PENGENDALIAN
SECARA BUDIDAYA
·
Tujuan : mengelola
lingkungan tanaman sehingga menjadi kurang cocok bagi kehidupan dan perkembangan hama serta
dapat mengurangi laju peningkatan populasi hama dan kerusakan tanaman, mendorong berfungsinya musuh
alami.
· menurut Pedigo
1. Pengurangan kesesuaian ekosistem, meliputi
:
ü Sanitasi : penghancuran sisa-sisa tanaman hidup,
tanaman atau bagian tanaman yang terserang hama. Ex
: penggerek buah
ü Penghancuran atau modifikasi
inang atau habitat pengganti : rerumputan , gulma atau semak-semak untuk
peletakan telur dan tempat persembunyian. Ex :
penggerek polong
ü Pengerjaan tanah : Pengendalian instar hama/stadium pupa
yang berada dalam tanah (fase terlemah). Ex : telur
belalang kumbara
ü Pengelolaan air : pengaturan irigasi dan drainase air
terutama bagi hama yang tidak menyukai genangan air.
Ex : lundi
2. Gangguan kontinuitas penyediaan keperluan
hidup hama, meliputi :
ü
Pergiliran tanaman
: memutus kesinambungan penyediaan makanan bagi hama. Ex
: wereng coklat
ü Pemberoan lahan : Pengosongan lahan sehingga hama tidak menjumpai
makanan yang sesuai. Ex : wereng coklat
ü Penanaman serempak. Ex : tikus
ü Penetapan jarak tanam : Mengganggu dan ketersediaan makanan hama.
ü Lokasi tanaman : hubungan taksonomi yang dekat
ü Memutuskan sinkronisasi tanaman hama : hama karena siklus musiman
atau fenologi hama sesuai dengan fenologi tanaman.
ü
Menghalangi peletakan telur
: pemberian mulsa. Ex : lalat bibit
3. Pengalihan populasi hama menjauhi
pertanaman, meliputi :
ü
Penanaman tanaman perangkap
: biasanya jenis tanaman yang disukai hama, diletakkan ditengah-tengah atau di
sekitar tanaman utama. Ex : jagung;kapas
ü
Panen lajur
: menghindari perpindahan populasi hama secara serentak.
4. Pengurangan dampak kerusakan hama, meliputi :
ü
Mengubah toleransi inang
: tanaman tahan. Ex : pemupukan NPK yang berimbang.
ü Mengubah jadwal panen : hama lebih ringan.
PENGENDALIAN
TANAMAN TAHAN HAMA
·
Efektif, murah dan kurang berbahaya bagi
lingkungan
·
Penanaman tanaman tahan hama secara luas dan seragam-keseragaman genetik
besar pada ekosistem-ketahanan varietas tidak lama oleh seleksi alami
SIFAT TANAMAN SEBAGAI SUMBER RANGSANGAN
·
Sifat morfologi
: menghasilkan rangsangan fisik atau kegiatan pelatakan telur. Variasi ukuran daun,
bentuk, warna, kekerasan jaringan tanaman,
adanya rambut dan tonjolan.
·
Sifat fisiologi
: zat kimia hasil metabolisme primer {
(karbohidrat, lemak, protein, hormon, enzim senyawa anorganik tuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan
tanaman).
PHPT (3)
Biomes adalah kumpulan
ekosistem yang mempunyai tipe vegetasi yang sama,seperti hutan tropis, gurun
pasir, dan tundra.
Metode
Analisis Agroekosistem
·
Melalui pendekatan sistem
kehidupan yaitu
penyelidikan tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap sistem kehidupan
(perkembangbiakan, ketakatan/survivorship, pemencaran) suatu makhluk hidup
tertentu yang menjadi subjek penyelidikan, menghasilkan informasi yang rinci
namun cakupannya sempit, sehingga kurang dapat menggambarkan keadaan
agroekosistem secara keseluruhan.
·
Komprehensif yaitu penyelidikan habitat yang
pendekatannya adalah habitat dengan menekankan hubungan makan-memakan dalam
sistem lingkungan tersebut. (Rantai
makanan dan jaring-jaring makanan)
Ekosistem alami adalah
ekosistem yang proses pembentukannya terjadi secara alami, mempunyai
keanekaragaman spesies yang tinggi dan susunan trofik yang lebih kompleks yang
mengakibatkan terciptanya stabilitas lingkungan. Peledakan hama jarang terjadi.
Ekosistem pertanian adalah ekosistem yang terbentuk karena adanya campur tangan manusia
dalam proses pembentukannya untuk tujuan peningkatan produktivitas pertanian.
Pola tanam monokultur, keanekaragaman spesies yang rendah dan agroekosistem
tidak stabil yang mengakibatkan terjadinya peledakan hama dan penyakit
tanarnan.
Beberapa jenis usaha tani yang dapat mendorong
terjadinya proses keseimbangan ekosistem, meliputi :
ü penggunaan varitas tahan
ü pengaturan waktu tanam
ü pola tanam
ü penggunaan pupuk berimbang
ü sanitasi tanaman.
AMBANG
EKONOMI merupakan
kepadatan populasi hama yang memerlukan tindakan pengendalian untuk mencegah
terjadinya peningkatan populasi berikutnya yang dapat mencapai ALE, aspek
pengambilan keputusan.
Ambang Ekonomi di Bawah Aras Luka Ekonomi
Ambang Ekonomi sebagai Batas Toleransi
terhadap Kerusakan
KERUSAKAN
EKONOMI DAN AMBANG PENDAPATAN
Luka adalah
setiap bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas populasi
serangga herbivora baik aktivitas makan maupun meletakkan telur.
Kerusakan tanaman adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan hama
antara lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi.
Jenis kerusakan
Kerusakan kuantitatif merupakan kerusakan jaringan tanaman, gangguan metabolisme atau kerusakan komoditas yang semuanya
mengakibatkan penurunan hasil dibandingkan dengan bila tidak ada hama.
Kerusakan kualitatif dapat mempengaruhi ukuran, bentuk, penampakan,
komposisi nutrisi sehingga
dapat menurunkan kualitas dan nilai produk pertanian.
Kerusakan ekonomi adalah tingkatan kerusakan
tanaman akibat serangan hama yang membenarkan adanya pengeluaran biaya untuk
tindakan pengendalian.
TEKNIK PERCOBAAN UNTUK MEMPEROLEH FUNGSI
RESPONS TANAMAN
1. Pengamatan Populasi Alami
2. Modifikasi Populasi Alami
3. Menggunakan Populasi Buatan
4. Simulasi Pelukaan
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi
ALE adalah :
a.
faktor yang penting / primer :
1. Harga atau nilai produksi tanaman,
2. Biaya pengendalian dan pengelolaan hama,
3. Derajat luka yang diakibatkan oleh setiap
individu hama, dan
4. Kepekaan tanaman terhadap pelukaan oleh
serangan hama.
b.
Faktor sekunder :
1. kepadatan populasi yang mempengaruhi besarnya
luka tanaman,
2. harga pestisida yang mempengaruhi besarnya
biaya pengelolaan.
PHPT (4)
PENGELOMPOKAN PESTISIDA
·
Insektisida : Pembunuh serangga
·
Rodentisida :
pembunuh tikus,
·
Akarisida :
pembunuh
tungau,
·
Nematisida :
pembunuh nematoda,
·
Fungisida :
pembunuh jamur,
·
Herbisida :
pembunuh gulma
Pengelompokan Menurut
Pengaruh Pada Hama
1. Antifidan =
menghambat nafsu makan
2. Antitranspiran =
mengurangi sistem transpirasi serangga
3. Atraktan =
penarik hama (atraktan sex)
4. Kemosterilan =
menurunkan kemampuan reproduksi
5. Defolian = merontokkan bagian tanaman yang tidak diinginkan
6. Desikan = mengeringkan bagian tanaman dan serangga
7. Disenfektan =
merusak/mematikan organisme berbahaya
8. Perangsang
makan =
menyebabkan serangga lebih giat makan
9. Pengatur
tumbuh = menghentikan, mempercepat/lambat proses
pertumbuhan
serangga/tanaman
10.
Repelen = menjauhkan serangga
11. Semiokimia =
feromon, alomon, kairomon
12. Sinergis = meningkatkan efektifitas bahan aktif
Pengelompokan Menurut Cara Masuk Ke Tubuh Serangga
· Racun
perut
· Racun
Kontak,
· Fumiga
Pengelompokan Menurut Sifat Kimia
1.
Konvensional
·
insektisida anorganik = tidak mengandung unsur karbon (C),
·
insektisida organik
= mengandung unsur karbon (C), meliputi :
ü
insektisida
organik alami
ü
organik
sintetik, meliputi :
v
Organoklorin,= racun kontak, racun perut contoh DDT
= 1,1,1-triKoro-2,2-bis(p-klorofenil) etana, stabil dilingkungan
v
Organofosfat = bersifat racun kontak, racun perut,
fumigan. Contoh malation, diazonin.
v
Karbamat = berspektrum luas, menyerang sistem
saraf, contoh karbaril-aldikarb (dilarang di Indonesia)
v
Piretroid sintetik = contoh alletrin, resmetrin, fenvalerat,
permetrin.
v
Kloronikotinil = tiruan dari produk nikotin, contoh bahan aktif imidakloprid (sistemik dan
kontak terhadap apis, wereng, trip, kutu daun, rayap)
v
Pengatur pertumbuhan serangga
(IGR=insect growth regulator) = contoh ekdison (hormon ganti kulit), hormon
juvenil, anti hormon juvenil, penghambat kitin
v
Fumigan = contoh metil bromida (menipiskan
ozon), kloropikrin, alumunium fosfida,
fosfin, formaldehid.
v
Minyak petrolium =
fitotoksisitas tinggi jika belum disuling, efektif untuk mengendalikan tungau,
aphis dan kutu tanaman
v
Insektisida botani =
contoh Piretrum dari bunga Chrysanthemum, azadiracthin dari mimba (cara kerja
mirip IGR).
Keuntungan penggunaan insektisida adalah praktis,
cepat dan hasilnya cepat dapat dilihat.
Kerugian penggunaan Insektisida :
-
Pencemaran lingkungan
-
Keracunan pada aplikator
-
Resistensi serangga terhadap insektisida
-
Resurgensi
-
Timbulnya hama sekunder
-
Adanya residu pada bahan yang dipanen
Beberapa
factor yang mempengaruhi derajat keracunan mamalia yaitu :
·
toksisitas pestisida
·
dosis atau konsentrasi pestisida
·
rute pemasukan atau absorbsi oleh tubuh
·
lamanya paparan oleh pestisida
Toksisitas
Pestisida dapat dikelompokkan :
1.
Toksisitas akut
: pengaruh meracuni atau merugikan yang timbul setelah pemaparan dengan dosis
tunggal suatu pestisida atau pemberian dosis ganda dalam waktu kurang lebih 24
jam
2.
Toksisitas kronik
: pengaruh yang merugikan yang timbul sebagai akibat pemberian takaran harian
berulang pestisida dalam jumlah sedikit atau pemaparan oleh pestisida yang
berlangsung sebagian besar rentang hidup
suatu organisme (missal mamalia) biasanya lebih dari 50%. Biasanya pemaparan 2
th
3.
Toksisitas sub kronik :
pengaruh yang merugikan yang timbul sebagai akibat pemberian takaran harian
berulang pestisida atau pemaparan oleh pestisida yang berlangsung pada sebagian
kecil rentang hidup suatu organisme (missal mamalia) biasanya tidak lebih dari
10%. Biasanya pemaparan 3 bulan.
Bahaya
keracunan kronik insektisida dapat bersifat :
1.
Karsinogenik (pembentukan jaringan kanker)
2.
Mutagenik (kerusakan untuk generasi yang
akan datang)
3.
Teratogenik (kelahiran anak cacat dari ibu
yang keracunan)
4.
Endocrine destructor (gangguan hormone
endokrin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar