BAB 1
TINJAUAN UMUM TANAMAN GANYONG
1.1 SEJARAH TANAMAN GANYONG
Ganyong (Canna edulis Kerr) merupakan tanaman herba yang berasal dari Amerika Selatan (Amerika
Tropika) dan telah tersebar ke Asia, Australia, dan Afrika.
Namun, menurut Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani dari bekas Uni
Soviet, asal-muasal ganyong adalah Amerika Selatan, tepatnya di daerah Peru,
Bolivia, dan Equador. Umbi mudanya di
Amerika Selatan dimakan sebagai sayuran, dan kadang-kadang digunakan sebagai
pencuci mulut. Sisa umbinya yang tertinggal setelah diambil patinya dapat
digunakan sebagai kompos. Sementara pucuk dan tangkai daun muda dipakai untuk
pakan ternak. Selain itu, bunga daunnya cukup indah, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Kita mengenal ganyong dengan banyak nama
daerah. Sedangkan umbinya yang sudah dewasa dapat dikonsumsi dan dapat diambil patinya. Saat panen umbi, sangat tergantung dari daerah tempat
menanamnya. Di dataran rendah sudah bisa dipanen pada umur 6 - 8 bulan, sedang
di daerah yang hujannya sepanjang tahun, waktu panennya lebih lama, yaitu pada
umur 15 - 18 bulan. Dewasanya umbi biasanya ditandai dengan menguningnya batang
dan daun tanaman.
Ganyong adalah
tanaman umbi-umbian yang termasuk dalam tanaman dwi tahunan (2 musim) atau sampai
beberapa tahun, hanya saja dari satu tahun ke tahun berikutnya mengalami masa
istirahat, daun-daunnya mengering lalu tanamannya hilang sama sekali dari
permukaan tanah. Pada musim hujan tunas akan keluar dari mata-mata umbi atau
rhizomanya. Ganyong sering dimasukkan pada tanaman umbi-umbian, karena orang
bertanam ganyong biasanya untuk diambil umbinya yang kaya akan karbohidrat,
yang disebut umbi disini sebenarnya adalah rhizoma yang merupakan batang yang
tinggal didalam tanah. Tanaman ini
berasal dari Amerika Selatan, tapi sekarang tanaman ini telah tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, tanaman
ini telah diusahakan penduduk walaupun secara sampingan. Ganyong mereka tanam
sebagai tanaman sela bersama jagung sesudah panen padi gogo. Umbi yang
dipanennya dibuat tepung, ternyata hasil penjualan tepung ini dapat menambah
penghasilan penduduk yang sangat berarti.
1.2 JENIS / VARIETAS TANAMAN GANYONG
Di Indonesia dikenal dua kultivar
atau varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih.
Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepahnya yang berwarna
merah atau ungu, sedang yang warna batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik
umbinya kecoklatan disebut dengan ganyong putih. Dari kedua varietas tersebut
mempunyai beberapa berbedaan sifat, sebagai berikut :
A. Ganyong Merah
Batang lebih besar. Agak tahan
kena sinar dan tahan kekeringan Sulit menghasilkan biji Hasil umbi basah lebih
besar tapi kadar patinya rendah Umbi lazim dimakan segar (direbus).
Karakteristik dari ganyong merah adalah sebagai berikut :
· Batang lebih besar
· Agak tahan kena sinar dan tahan kekeringan
· Sulit menghasilkan biji
· Hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah
·
Umbi lazim dimakan segar (direbus)
B. Ganyong
Putih
Lebih kecil dan pendek Kurang
tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan Selalu menghasilkan biji dan bisa
diperbanyak menjadi anakan tanaman Hasil umbi basah lebih kecil, tapi kadar
patinya tinggi, Hanya lazim diambil patinya. Karakteristik dari ganyong putih
adalah sebagai berikut :
· Lebih kecil dan pendek
· Kurang tahan kena sinar tetapi tahan kekeringan
· Selalu menghasilkan
biji dan bisa diperbanyak menjadi
· anakan tanaman
· Hasil umbi basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi
1.3 MANFAAT
TANAMAN GANYONG
Umbi ganyong dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi.
Kandungan karbohidrat ganyong cukup tinggi, setara dengan umbi-umbi yang lain,
namun lebih rendah daripada singkong, tetapi karbohidrat umbi dan tepung
ganyong lebih tinggi bila dibandingkan dengan kentang, begitu juga dengan
kandungan mineral kalsium, phosphor dan besi. Dengan demikian ganyong sangat
tepat bila digunakan untuk keragaman makanan sebagai pengganti beras. Berikut
adalah kandungan dari umbu ganyong :
Air (g)
|
Protein (g)
|
Lemak (g)
|
Karbohidrat (g)
|
Kalori (mg)
|
Fospor (mg)
|
Besi (mg)
|
Vit. A (IU)
|
Vit. B
|
Vit. C
|
14
|
0,7
|
0,2
|
85,2
|
8
|
22
|
1,5
|
0
|
0,09
|
0
|
Berikut adalah beberapa manfaat dari
umbu ganyong :
1) Untuk di konsumsi (Tepung ganyong)
Umbi
ganyong dapat dikonsumsi jika diolah menjadi makanan sebagai berikut :
·
Gaplek
ganyong
·
Papais
·
Mie
·
Ongol-ongol
·
Tiwul,
dsb.
2) Untuk makanan ternak
Bagian
dari ganyong yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah :
·
Ampas
dari perasan tepung ganyong
·
Daun
dan Batang ganyong
3) Untuk bahan bakar
Ganyong
dimanfaatkan untuk bahan bakar dengan cara menjemur sisa ampas dan menjemurnya.
Manfaat lain dari tepung ganyong
adalah sebagai berikut :
·
Untuk Campuran nasi jagung
·
Untuk campuran Bihun
·
BMC ( Bahan Makanan Campuran ) Bayi
BAB 2
SISTEMATIKA DAN BOTANI
2.1 DESKRIPSI TANAMAN JAGUNG
2.1.1
Klasifikasi Ilmiah
Divisi
: Spermatophyta
Sub
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo
: Zingeberales
Famili : Cannaceae
Genus
: Canna
Spesies
: Canna edulis Ker.
2.1.2
Morfologi Tanaman
Tanaman ganyong merupakan tanaman berumpun atau herba, semua
bagian vegetatif yaitu batang, daun serta kelopak bunganya sedikit berlilin.
Tanaman ini tetap hijau disepanjang hidupnya, di akhir hidupnya, dimana umbi
telah cukup dewasa, daun dan batang mulai mengering. Keadaan seperti ini
seakan-akan menunjukkan bahwa tanaman mati, padahal tidak. Karena bila hujan
tiba maka rimpang atau umbi akan bertunas dan membentuk tanaman lagi.
Tinggi tanaman ganyong antara 0.9 - 1,8 meter. Bahkan di
Queensland dapat mencapai 2,7 meter. Sedang untuk daerah Jawa, tinggi tanaman
ganyong umumnya 1,35 – 1,8 meter. Apabila diukur lurus, maka panjang batang
bisa mencapai 3 meter. Panjang batang dalam hal ini di ukur mulai dari ujung
tanaman sampai ujung rhizoma atau yang sering disebut dengan umbi. Apabila
diperhatikan ternyata warna batang, daun, pelepah daun dan sisik umbinya sangat
beragam. Adanya perbedaan warna ini menunjukkan varietasnya.
1) Daun
Tanaman
ganyong memiliki karakteristik daun sebagai berikut :
·
Daunnya
lebar
·
Berbentuk
elip memanjang dengan bagian pangkal dan ujungnya agak runcing
·
Panjang
daun 15 - 60 sentimeter, sedangkan lebarnya 7 - 20 sentimeter.
·
Bagian
tengahnya terdapat tulang daun yang tebal
·
Warna
daun beragam dari hijau muda sampai hijau tu
2) Bunga
Tanaman
ganyong memiliki karakteristik bunga sebagai berikut :
·
Ukuran
bunga ganyong relative lebih kecil (ganyong umbi)
·
Bunga
relatif besar (ganyong hias), misalnya Canna coccinae, Canna hybrida, Canna
indica dan lain-lainnya
·
Warna
bunga merah oranye dan pangkalnya kuning dengan benangsari tidak sempurna
·
Jumlah
kelopak bunga ada 3 buah dan masing-masing panjangnya 5 sentimeter.
3) Buah
Tanaman
ganyong memiliki karakteristik buah sebagai berikut :
·
Buah
tidak sempurna dan tidak berbentuk.
·
Buah
ini terdiri dari 3 ruangan yang berisi biji berwarna hitam sebanyak 5 biji per
ruang.
4) Umbi
Tanaman
ganyong memiliki karakteristik buah sebagai berikut :
·
Umbi relatif besar dengan diameter
antara 5 - 8,75 cm dan panjangnya 10 - 15 cm, bahkan bisa mencapai 60 cm.
·
Bagian
tengahnya tebal dan dikelilingi berkas-berkas sisik yang berwarna ungu atau coklat
dengan akar serabut tebal.
·
Bentuk
beraneka ragam
BAB 3
SYARAT TUMBUH
1.1 TEMPAT TUMBUH
Tanaman ganyong
tidak memerlukan syarat-syarat iklim tertentu yang sulit untuk dipenuhi. Tanaman ganyong hanya tidak tahan di
daerah yang anginnya kuat, karena ganyong merupakan tanaman herba atau terna
hingga mempunyai batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap serangan angin.
Pada daerah berangin kuat, tanaman ini sangat memerlukan lajur pelindung untuk bertahan. Meskipun ganyong toleran terhadap suhu udara tapi umumnya tanaman ini
baru akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 - 250 meter dpl. Tetapi hal ini
tidak mutlak, karena di Hawai tanaman ini justru berproduksi maksimal pada
daerah yang mempunyai ketinggian dibawah 450 meter dpl sementara di Peru, di
daerah dengan ketinggian di atas 2.550 meter dpl, ganyong masih mampu tumbuh
subur.
1.2 SUHU
Ganyong dapat tumbuh dengan baik jika berada di daerah
tropis. Di daerah yang sangat dingin ganyong juga
masih dapat bertahan hidup, akan tetapi proses
pembentukan umbi untuk menuju dewasa relatif lama. Di daerah yang suhu udaranya siang hari sangat tinggi dan malam harin sangat rendah, ganyong
masih mampu hidup dan berkembang biak dengan baik.
Misalnya di daerah Aparimacgorge/Peru yang pada siang hari bersuhu 320C
dan pada malam hari cuma 70C.
1.3 CURAH HUJAN
Tanaman ganyong memerlukan curah
hujan yang sedang-sedang saja, sehingga tanaman ini dapat hidup dengan baik di
musim kemarau atau di daerah kering.
Misalnya di Hawai yang curah hujan tahunannya hanya 112 cm, tanaman mampu
tumbuh dengan baik dan hasilnya sangat memuaskan.
Jumlah embun juga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman ini. Embun yang terlalu banyak sering mengakibatkan
kelainan pada pertumbuhan daun dan merusak perkembangan umbinya.
1.4 TANAH
Setiap tanaman memang menghendaki
jenis-jenis tanah tertentu. Tidak demikian halnya dengan tanaman ganyong, yang
dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Hanya di jenis tanah liat berat sajalah
tanaman akan tumbuh kurang baik, karena sistem drainase pada tanah jenis ini
biasanya jelek. Bila terpaksa harus ditanam pada jenis tanah ini, maka
drainasenya harus dibuat memadai. Drainase yang memadai dapat di tempuh dengan
cara membuat saluran-saluran air atau ditanam dengan sistem guludan. Apabila ingin mendapatkan hasil yang optimal, maka sebaiknya ganyong
ditanam pada tanah-tanah lempung berpasir yang kaya humus.
BAB 4
NILAI EKONOMI, PROSPEK TANAMAN DAN
SENTRA PRODUKSI TANAMAN DI INDONESIA
4.1 NILAI EKONOMI DAN PROSPEK TANAMAN
GANYONG
Tanaman ganyong memiliki
nilai ekonomi yang cukup fantastis jika hasil panen di produksi secara
maksimal. Misalnya umbi ganyong yang di olah menjadi tepung dapat memiliki
nilai tambah tersendiri dibandingkan dengan menjual ganyong hanya dalam bentuk
umbi mentahan. Selain itu untuk memperoleh hasil produksi yang lebih tepung
ganyong dapat di ubah menjadi berbagai makanan olahan, misalnya mie ganyong,
papais, ongol-ongol, tiwul, gaplek, dll.
4.2 SENTRA PRODUKSI GANYONG
Tabel
6. Tingkat Pemeliharaan Tanaman Ganyong (%)
Propinsi
|
Budidaya
|
Budidaya
|
Tumbuhan
|
Teratur
|
tidak teratur
|
liar
|
|
1. Jawa Barat
|
10
|
90
|
-
|
2. Jawa Tengah
|
100
|
0
|
-
|
3. Jawa Timur
|
83
|
17
|
-
|
4. D.I. Yogya
|
0
|
100
|
0
|
5. Sumatera Barat
|
0
|
0
|
100 di pekarangan,
|
pinggir hutan
|
|||
6. Jambi
|
0
|
100
|
100 di pekarangan
|
dipnggir hutan
|
|||
7. Riau
|
0
|
0
|
100 dipekarangan
|
pinggir2 sungai
|
|||
8. Lampung
|
10
|
90
|
0
|
9. Kalsel
|
0
|
0
|
Banyak terdapat di
|
pinggiran jl. Raya
|
|||
100 liar di lading
|
|||
belum dikenal
|
BAB 5
BUDIDAYA TANAMAN
5.1 BUDIDAYA TANAMAN GANYONG
5.1.1
Pemilihan Bibit
Tanaman ganyong dapat diperbanyak secara generatif dan
vegetatif. Secara generatif yaitu dengan menggunakan bijinya, namun sangat
jarang dilakukan petani kecuali oleh peneliti, dimana jumlah bijinya relatif
sedikit dan umur lebih lama. Perbanyakan yang dilakukan petani adalah dengan
vegetatif yang menggunakan umbi berukuran sedang dengan tunas 1 - 2. Kebutuhan
bibit per hektarnya + 2 ton. Untuk mencegah kerusakan bibit akibat
penyakit busuk umbi sebelum ditanam dapat dilakukan pencelupan bibit pada
larutan CuSO4 10 %.
5.1.2
Pengolahan
Tanah
1)
Alat-alat
yang diperlukan
Alat-alat yang digunakan dalam mengolah tanah untuk
bertanaman ganyong sangat sedikit sekali, ini karena ganyong tidak ditanaman di
lumpur seperti halnya padi. Jadi alat-alat yang digunakan adalah :
·
Ganco
atau garpu
·
Cangkul
·
Sabit
2)
Teknik
Pengolahan Tanah
Pada musim kemarau tanah sebaiknya diganco dulu. Pada saat
ini tanah terbalik dan rumput-rumput terbenam di dalam tanah. Selanjutnya
rumput ini akan membusuk dan menjadi bunga tanah. Setelah hujan tiba, tanah
segera dicangkul dan diratakan. Pengerjaan pengolahan tanah tersebut
mengakibatkan tanah menjadi gembur sehingga air dan udara leluasa bergerak di
dalamnya. Selain itu penggemburan tanah bisa membuat umbi ganyong leluasa
berkembang, sehingga akan diperoleh umbi yang berukuran lebih besar.
Sedangkan pada tanah liat berat sebaiknya dibuat guludan
agar drainasenya bisa sempurna. Sedang pada jenis tanah yang lain, tanah cukup
dibuat bedengan-bedengan. Umumnya bedengan ini lebarnya 120 cm dan panjangnya
tidak dibatasi. Tinggi bedengan 25-30 cm dan jarak antara satu bedengan dengan
bedengan lainnya 30-50 cm. Berhubung ganyong senang sekali tumbuh pada tanah
yang kaya humus, maka pada saat meratakan tanah dapat diberikan pupuk dasar.
Pupuk dasar ini berupa kandang atau kompos sebanyak 25 sampai 30 ton tiap
hektar.
5.1.3 Waktu Penanaman
Penanaman ganyong biasanya dilakukan saat awal musim hujan,
yaitu antara bulan Oktober sampai Desember.
5.1.4 Jarak Tanam dan Penanaman
Membuat lubang tanam merupakan langkah petama pada tahap
ini. Dalamnya lubang tanaman 12,5 - 15 cm dibuat secara lajur atau berbaris. Jarak
tanaman yang digunakan untuk bertanam ganyong sangat tergantung pada jenis dan
keadaan tanah yang digunakan sebagai lahan pertanian. Karena adanya perbedaan
tersebut, jenis tanah sangat mempengaruhi kesuburan pertumbuhan tanaman dan
umbi. Selain berdasarkan jenis tanah, jarak tanam juga diperhitungkan dengan
berlandasan populasi optimum tanaman per hektarnya.
Pada tanah liat dianjurkan menggunakan jarak tanam 90 x 90
cm, dengan jarak barisan 90 cm begitu juga jarak antara barisannya. Jika yang
tersedia adalah lahan yang masih banyak ditumbuhi oleh rerumputan atau
alang-alang, maka sebaiknya digunakan jarak tanam yang lebih lebar lagi yaitu
135 cm x 180 cm, sedang untuk tanah liat berat di gunakan jarak tanam 120 cm x
120 cm. Di tanah-tanah pegunungan yang biasanya tanah miring dan sudah
dikerjakan menjadi teras-teras, ini sangat menguntungkan, karena selain hasil
lahan akan bertambah juga dapat memperkuat teras-teras tersebut. Jarak tanam
yang digunakan dalam hal ini adalah 50 cm urut sepanjang tepi teras.
5.1.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman ganyong yang sangat penting adalah
sebagai berikut :
1)
Penyiangan
Kebersihan bedengan atau areal
tanaman dari gangguan gulma perlu sekali diperhatikan, terutama pada masa awal
pertumbuhannya. Apabila banyak gulma yang tumbuh, tentu saja sejumlah
unsur-unsur hara tersebut digunakan oleh gulma, sehingga pertumbuhan ganyong
yang masih muda ini merana.
2)
Pembumbunan
Pembumbunann adalah suatu usaha untuk
menggemburkan tanah. Tanah yang gembur akan membuat umbi yang terbentuk dapat
berkembang dengan leluasa. Pembumbunan dapat dimulai pada saat ganyong berumur
2 - 2,5 bulan.
3)
Penyiraman
Karena pada masa ini bibit yang
mulai bertunas banyak sekali memerlukan air, udara dan unsur-unsur hara serta
sinar matahari yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya terutama untuk
memperbanyak akar.
4)
Pemupukan
Karena ganyong menyenangi tanah yang
gembur, maka pupuk yang sangat diperlukan adalah pupuk kandang atau kompos.
Pupuk ini bila perlu dapat diberikan bersamaan dengan pembumbunan.
5.2
PEMANENAN
Ada bermacam-macam pendapat tentang masa panen umbi ganyong,
ini karena tidak ada batas masa pendewasaan umbi. Tetapi umumnya pendewasaan
umbi dipengaruhi oleh ketinggian daerah tempat hidupnya. Pada umur 6 - 8 bulan
setelah tanam, umbi biasanya sudah cukup dewasa dan bisa panentetapi, biasanya
belum dapat diambil patinya, tetapi untuk bahan makanan sampingan misalnya
direbus atau dibakar. Pada dataran tinggi yang umumnya tertimpa hujan hampir
sepanjang tahun, masa pendewasaan umbi lebih lama daripada di dataran rendah.
Ini karena pembentukan pati terhambat. Dengan demikian umbi baru bisa dipanen
setelah umur satu tahun atau umumnya 15 - 18 bulan.
Di dataran rendah, kandungan pati mencapai puncaknya pada
umur satu tahun, lebih dari satu tahun justru kandungan patinya berkurang, ini
di sebabkan setelah satu tahun musim hujan telah tiba, sehingga pati sebagai
cadangan makanan tumbuhan tersebut terurai dan muncullah tunas baru. Sebagai
patokan yang pasti, umbi dianggap dewasa apabila telah ditandai dengan
mengeringnya batang dan daun-daun tanaman.
Cara pemanenan bisa dilakukan dengan cara pencabutan apabila
batang tanaman ganyong belum rapuh, bila telah rapuh dapat dengan cara mencongkelnya
dengan tongkat besi, kayu atau sejenisnya. Jumlah hasil panenan ganyong
berubah-ubah atau sangat tergantung pada perawatan tanaman, jenis tanah dan
sebagainya. Di Jawa, per arenya menghasilkan 30 kuintal, sedang di Hawaii per
tahunnya tiap acre (4046,86 meter persegi) menghasilkan 18 - 20 ton umbi yang
berumur 8 bulan.
5.3 HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
Ganyong
adalah tanaman yang relatif bebas dari serangan hama dan penyakit. Walaupun
demikian di daerah-daerah yang telah membudidayakan ganyong secara intensif,
sering ditemui hama dan penyakit sebagai berikut :
1)
Belalang
dan Kumbang
Akibat kerusakan dari kedua hama ini
sebenarnya tidak secara langsung, tetapi merupakan akibat sekunder. Belalang
dan kumbang biasanya menyerang tanaman dengan memakan daun-daun ganyong, dengan
demikian jumlah permukaan daun berkurang akibatnya fotosintesis berkurang, dan
akibatnya pembentukan umbipun terhambat. Untuk mengatasinya dapat dilakukan
pemberantasan secara kimiawi, dengan insektisida Agrothion 50, dosis 0,6 – 2
l/ha.
2)
Agrotis
spp. (Ulat Tanah)
Ulat Agrotis ini terutama menyerang
tanaman muda yaitu bagian batang dan tangkai daun, akibatnya tanaman rebah.
Kerusakan semacam ini dapat mengakibatkan kerugian yang berarti, karena tanaman
muda tersebut bisa mati. Cara pemberantasannya dapat dengan kultur teknis,
yaitu dengan pembersihan rerumputan di sekitar tanaman. Dapat juga dengan
mengumpulkan ulat-ulat tanah tersebut di siang hari, karena pada siang hari
ulat-ulat ini berada di sekitar pangkal batang. Cara pemberantasan yang
terakhir dengan menggunakan insektisida Dursban 20%E.C., Hostathion 40 % E.C.
dan Phosvel 30 % E.C..
makasih artikelnya, membantu sekali :)
BalasHapusiya sama sama :)
HapusSangat berguan..thks ANA
Hapusbila di biarkan 2 thn nggak di panen gimana yaa
BalasHapus