BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanah adalah produk transformasi mineral
dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk,
iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan
selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri
bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya
(Winarso, 2005).
Tanah
merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa
adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan
maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok
tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila
usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien
menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani,
maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna
menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman
bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung
banyak bahan organik yang menguntungkan.
1.2 TUJUAN
Tujuan
dilaksanakannya praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah mengenai “Pengukuran pH Tanah”
dengan sampel dari beberapa daerah adalah untuk mengetahui berapa waktu yang
efisien untuk pengukuran pH.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN pH
TANAH
2.1.1 Larutan
Tanah
Larutan
tanah adalah air tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang merupakan hara bagi
tanaman . konsentrasi ini sangat beragam dan tergantung pada jumlah ion
terlarut serta jumlah bahan pelarut atau air. Diwaktu musim kering
diman air banyak menguap maka konsentrasi garam akan bertambah , hal ini
ditemukan di daerah yang beriklim kering. Sebaliknya didaerah yang basah
konsentrasi garam sering berubah-ubah secara drastis. Kadar garam yang tinggi
berbahaya bagi pertummbuhan tanaman . kadar garam sebanyak 0,5 % saja sudah
bebahaya bagi tanaman karena kadar tersebut sama dengan 10 ton garam
di lapisan 20 cm teratas ( lapisan olahan) .
2.1.2 Sifat
Reaksi Tanah dan Kaitanya dengan pH
Reaksi
tanah yang penting adalah masam , netral atau alkalin. Pernyataan ini
didasarkan pada jumlah ion H dan OH dalam larutan tanah . bila didalam tanah ditemukan
ion H lebih banyak dari ion OH , maka disebut masam. Bila ion H sama dengan OH
, maka disebut netral , dan bila ion OH lebih banyak dari ion H maka disebut
alakalin.
Untuk
meragamkan pengertian , sifat reaksi tersebut dinilai berdasarkan konsentrasi
ion H dan dinyatakan dengan pH . dengan kata lain , pH tanah = -log (H) tanah.
Suatu tanah disebut masamdengan 7, dan basa bila lebih dari 7 . bila
konsentrasi ion H bertambah maka ion pH turun dan se3baliknya bila konsentrasi
ion OH bertambah pH naik. Distribusi ion H dalam tanah tidak homogen . ion H
lebih banyak diserap dari pada ion OH , maka ion H lebih pekat didekat
permukaan koloid ., sedangkan ion OH sebaliknyab dengan demikian pH lebih
rendah didekat koloid daripada tempat yang jauh dari koloid.
2.2 KISARAN pH
TANAH
Kisaran
pH tanah dapat dibatasi pada dua ekstrim. Kisaran pH tanah mineral biasanya
terdapat antar pH 3,5 sampai 10 atau lebih, untuk tanah gambut kisaran pH nya
adalah sekitar kurang dari 3,0 , sebaliknya tanah alkalin biasanya bisa
menunjukan pH lebih dari 11,0 . secara sederhana kisaran pH tanah itu
ditunjukan pada gambar 7-3 . kisara pH tanah mineral di daerah basah berbeda
dengan daerah kering . diwilayah basah kisaran pH itu berada antara
sedikit dibawah 5 hingga sedikit diatas 7 . sedangkan di wilayah
kering berada sedikit antara di bawah 7 dan diatas 9.
2.2.1 Arti
pH Tanah bagi Pertumbuhan Tanaman .
Pertumbuhan
tanaman dipengaruhi pH tanah melalui dua cara yaitu : pengaruh langsung ion
hidrogen dan pengaruh tidak langsung yaitu tidak tersedianya unsur hara
tertentu dan adanya unsur hara yang beracun.
Dari
berbagai hasil penelitian di amerika latin dan puerto rico diketahui
batas maksimum pH tanah kapur ( adam dan pearson , 1967 ) .batas pH yang
dimaksud menunjukan bahwa diatas pH ini tanamanyang bersangkutan tidak lagi
memerlukan kapur. Sebaliknya bila pH tanah dibawah nilai ini pertumbuhannya
akan terganggu jika tidak diberi kapur.
2.2.2 Arti
pH dalam Perharaan
Kebanyakan
tanaman toleran pada pH yang ekstrim, tinggi dan rendah , asalkan dalam tanah
tersebu tersedia hara yang cukup . sayangnya tersedianya unsur
hara yang cukup itu dipengaruhi oleh pH . beberapa unsur hara tidak
tersedia pada pH ekstrim, dan beberapa unsur lainnya berada pada
tingkat meracun .
Perharaan yang sangat
dipengaruhi oleh pH antara lain adalah :
a.
Kalsium dan magnesium dapat
ditukar
b.
Alumunium dan unsur mikro
c.
Ketersediaan fosfor
d.
Perharaan yang bersifat
atau berkaitan dengan kegiatan jasad mikro.
2.3 KALSIUM DAN MAGNESIUM DAPAT
DITUKAR
Di
wilayah basah terjadi pencucian yang intensif . akibatnya sebagian besar dari
Ca dan Mg akan hilang dari permukaan koloid tanah. Hal ini menyebabkan pH tanah
beralih menjadi lebih rendah atau kata lain tanah semakin masam . oleh karena
itu diwilayah basah terdapat korelasi yang nyata antara pH dan jumlah kedua
basa dapat ditukar . sebaliknya didaerah kering juga terdapat kolerasi yang
nyata antara pH dengan Na dapat ditukar.
2.3.1 Alumunium
dan Unsur Mikro
Bila
pH tanah mineral rendah , sejumlah Al , Fe dan Mn menjadi sangat larut , sehingga
merupakan racun bagi tanaman ( Morries dan Piere , 1947 ) . sebaliknya bila pH
naik hingga netral atau diatasnya , dan diikuti hujan , jumlah
ion-ion tersebut akan berkurang dalam larutan tanah , sehingga
menyebabkan tanaman tertentu menderita kekurangan Fe dan Mn . kejadian ini bisa
ditemukan pada tanah berpasir masam dikapur berlebihan , atau pada
tanah alkalin kering. Jika pH tanah dapat dipertahankan antara 6 dan 7
kemungkinan keracunan Al , Fe dan Mn dapat ditiadakan, sedangkan ketersedian Cu
dan Zn sangat menurun pada pH lebih dari 7. Ketresedian Mo juga sanagat
bergantung pada pH . pada tanah yang sangat masam ketersedian Mo tidak ada.
Bila pH naik hingga 6 atau lebih maka ketersediaan Mo meingkat. Berbeda halnya
dengan Bo
yang tersedia dengan baik pada interval pH 5-8 . unsur ini kurang tersedia bila
pH dibawah 4 / > 8.
2.3.2 Ketersediaan
Fosfor
Ketersedian
P dipengaruhi sangat nyata oleh pH . bentuk ion P dalam tanah juga tergantung
pada pH larutan . pada pH agak tinggi ( basa ) ion HPO4 2-
2- adalah dominan. Bila pH tanah turun ion H2PO4 dan HPO4 akan dijumpai
bersamaan . makin masam reaksi tanah ion H2PO4 lah yang dominan.
Pada
pH rendah ion P mudah bersenyawa dengan Al, Fe dan Mn , membentuk senyawa yang
tidak larut akan diikat oleh Ca membentuk senyawa tidak larut. Dulu
dipertahankan orang sekitar kisaran pH 6 hingga 7 untuk membentuk P agar lebih
tersedia. Belakangan ditemukan bahwa pada pH lebih dari 6.0 P sudah kurang
tersedia ( Lutz, Genter dab Hawskins, 1972: Ferina,Sumner,Plank, dan Litsch,
1980; NurhayatiHakim, 1982 ). Tampaknya kelarutan maksimum dari P berada pada
pH 5,5 . mempertahankan pH 5.5 hingga 6 sangat berarti bagi penyediaan P pada
tanaman.
2.3.3 Kegiatan
Jasad Mikro
Dari
berbagai penelitian ternyata kegiatan jasad mikro dipengaruhi oleh pH larutan.
Hal ini mungkin akibat ion H atau akibat perharaan yang baru saja dijelaskan .
ketersediaan N banyak banyak diharapkan dari proses nitrifiksasi yang dibantu
oleh jasad mikro . beberapa unsur lainnya seperti P dan S juga diharapkan dari
mineralisasi umumnya, nitrifiksasi khususnya berkaitan erat dengan kegiatan
jasad mikro.
Pada
umumnya, bakteri dan aktinomisetes berfungsi lebih baik pada tanah mineral ber
pH sedang hingga tinggi . kegiatan mereka berkurang bila pH turun lebih rendah
dari 5.5 . pada ph rendah jamur dominan , sedangkan pada pH tinggi jamur
bersaing dengan bakteri daktinomisetes. Nitrifikasi dan fiksasi Nberlangsung
cepat pada tanah mineral ber pH lebih dari 5.5 . akan tetapi pelapukan,
aminisasi / amonifikasimasih berjalan pada pH agak rendah karena sebagian jamur
dapat membantu reaksi tersebut. Berikut ini akan ditemukan beberapa cara
penetapan pH
:
a.
Cara elektrometrik
Cara
pengukuran pH yang akurat adalah dengan alat pH meter . sejumlah tanah dicampur
dengan air atau larutan garam dengan perbandingan tertentu . dewasa ini perbandingan
tanah dan air atau larutan garam yang banyak digunakan dalam menentukan pH
tanah mineral 1 : 1 dan untuk tanah organik 1 : 2.5. dengan metoda
elektrometrik konsentrsai ion H dalam larutan tanah dibandingkan terhadap suatu
larutan baku elektrode hidrogen. Dalam memeriksa pembakuan alat haruslah
hati-hati , bila terdapat kesalahan dalam pembakuan alat , maka nilai pH tanah
yang ditentukan adalah keliru. Lakukanlah secara akurat , hingga diperoleh nilai
pH tanah akurat.
b.
Metode Warna
Cara
ini mudah dan sederhana tetapi kurang akurat dibandingkan dengan cara
elektrometrik. Dalam hal ini pH ditentukan dengan mengguankan berbagai
indikator yang berubah warnanya bila pH nya berubah . titik perubahan wrna
dipakai untuk memperkirakan berapa konsentrasi ion H dalam larutan
tanah. Dengan menggunakan berbagi indikator , sendiri0sendiri atau
tercampur kisaran pH 3 sampai 8 mudah diperoleh. Caranya mudah
sekali, yaitu dengan menjenuhi sejumlah tanah dengan indikator, kemudian
dibiarkan sebentar, lalu warna larutan dibandingkan dengan daftar warna yang
diketahui pH nya . bila dilakukan dengan hati-hati , maka keakuratan sekitar
0.2 unit pH.
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI pH
TANAH
Nilai
pH tanah sebetulnya dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang komplit sekali .
namun yang bersifat dominan antara lain adalah :
a. Kejenuhan
basa
b. Sifat
misel ( koloid )
c. Macam
kation yang terjerap
2.4.1 Kejenuhan
Basa
Sebelumnya
telah dijelaskan bahwa kejenuhan basa adalah perbandinagn antara
kation basa dengan jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada koloid tanah .
kejenuhan basa juga mencerminkan perbandunagan antara kation basa dengan kation
hidrogen dan alumunium .berarti semakin kecil kejenuhan basa semakin masam pula
reaksi tanah tersebut atau pH nya makin rendah . kejenuhan basa 100%
mencerminkan pH tanah yang netral, kurang dari itu mengarah ke pH tanah masam,
sedangkan lebih dari itu mengarah ke basa.
a.
Sifat
misel
Sifat
misel yang berbeda-beda dalm mendisosiasikan ion Hterjerp menyebabkan pH tanah
berbeda pada koloid yang berbeda , walaupun kejenuhan basanya sama.koloid
organik mudah mondisosiasikan ion H kedalam larutan tanah. Oleh karena itu pH
tanah organik lebih rendah dari pada tanah mineral pada kejenuhan yang sama .
koloid tanah yang terdiri atas Aldan Fe hidrus oksida mendisosiasikan ion H
sangat rendah . dengan alasan itu pH tanah yang kaya Al dan Fe hidrus oksida
relatif lebih tinggi pada kejenuhan basa yang sama. Pada kejenuhan basa 50%
, kisaran pH tanah organik antara 4.5 – 5.0 , tanah liat sekitar 5.2 – 5.8 dan
tanah hidrus oksida 6.0 – 7.0. disisni jelas sekali bahwa pH tanah dipengaruhi
oleh sifat koloid atau misel.
b.
Macam Kation Terjerap
Pengalaman menunjukan
bahwa koloid yang mengandung natrium ( Na ) lebih tinggi , mempunyai nilai pH
lebih tinggi pada kejenuhan bas yang sama . hal ini sering sekali kita temukan
pada tanah beriklim kering yang kaya akan Na. kejadian ini diduga disebabakan
oleh koloid yang kaya Na sukar mendisosiasikan ion H , sehingga sumbangan ion H
rendah sekali dalam larutan tanah . tampak akan sukar sekali untuk
mengkorelasikan pH dengan salah satu ciri ciri tanah., secara terpisah karena
faktor yang mempengaruhi kait berkait .
2.4.2 Kemasaman Tanah dan Masalahnya
Reaksi tanah yang
dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu masam, basa, dan netral yang
berkaitan erat dengan pH tanah telah kita ikuti penjelasanya . kenyataan
menunjukan bahwa tanah pertanian yang bereaksi masam ajuh lebih luas dan jauh
lebih bermasalah daripada tanah alkali . oleh karena itu tanah bereaksi masam
dan masalah kemasaman tanah itu menjadi perhatian khusus dalam bagian ini
.
BAB 3
METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum
Dasar-dasar Ilmu tanah mengenai “Pengukuran pH Tanah” dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin, 02 Januari 2012
Tempat : Laboratorium Bioteknologi dan
Biokimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2 BAHAN DAN ALAT
3.2.1 Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah mengenai “Pengukuran pH
Tanah” adalah sebagai berikut :
·
Tanah Cadasari Pandeglang
·
Tanah KP3B
·
Tanah Ciruas
·
Air / Aquades
3.2.2 Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah mengenai “Pengukuran pH
Tanah” adalah sebagai berikut :
·
pH meter
·
Gelas jam
·
Gelas ukur
·
Shaker
·
Stopwatch
·
Botol semprot
3.3 PROSEDUR KERJA
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah mengenai “Pengukuran pH
Tanah” adalah sebagai berikut :
1. Ambil
tanah komposit 1kg
2. Timbang
2 gram sampel tanah
3. Masukkan
kedalam gelas
4. Tambahkan
aquades sebanyak 20 ml
5. Shaking
/ kocok sesuai perlakuan, yaitu :
·
5 menit
·
10 menit
·
15 menit
·
20 menit
6. Diamkan
selama ± 5 menit / sampai sampel tanah mengendap
7. Ukur
dengan pH meter, yaitu dengan cara :
·
Cuci electrode menggunakan aquades
·
Keringkan dengan menggunakan tissue,
tanpa ditekan (cukup disentuh)
·
Masukkan kedalam larutan yang akan
diukur pHnya.
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Kelas
|
Pengaruh pH
|
|||||||||||
Cadas Sari
|
KP3B
|
Ciruas
|
||||||||||
5
|
10
|
15
|
20
|
5
|
10
|
15
|
20
|
5
|
10
|
15
|
20
|
|
3 A
|
6,8
|
6,8
|
6,8
|
6,9
|
6,3
|
6,3
|
6,4
|
6,6
|
6,2
|
6,0
|
6,2
|
6,3
|
3 B
|
6,6
|
6,4
|
6,3
|
6,3
|
6,2
|
6,0
|
5,8
|
5,5
|
6,9
|
6,6
|
6,5
|
6,4
|
3 NR
|
7,2
|
7,0
|
7,6
|
7,4
|
6,7
|
6,5
|
5,9
|
6,4
|
7,7
|
7,5
|
6,7
|
6,8
|
4.2
Pembahasan
Dilihat dari hasil praktikum yang telah dilakukan, semua
jenis tanah
ber pH antara 6 dan 7 merupakan pH terbaik . Suasana biologi dan penyediaan hara
umumnya berada pada tingkat terbanyak pada kisaran pH tersebut. Umumnya sudah
cukup baik pada kisaran 5.5 hingga 6 asalkan unsur yang meracun telah
ditiadakan pada pH tersebut.
Dari
pembahasan sebelumnya jelaslah bahwa penentuan nilai pH suatu tanah penting
artinya sebagai diagnosa untuk menentukan tindakan perbaikan kesuburan tanah.
Baik untuk memilih tanaman yang cocok , maupun untuk menciptakan suasana atau
reaksi tanah tertentu sehingga sesuai dengan kehendak tanaman dan
cocok bagi penyediaan hara .
Dari
pengamatan diatas diketahui bahwa pada setiap 5 menit pH pada tanah yang telah
diuji terjadi perubahan. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena perbedaan
kondisi tanah yang telah dikocok atau shake sehingga waktu yang efisien untuk pengukuran pH adalah
pada waktu ke 15 menit.
BAB 5
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian pH
tanah yang diambil dari beberapa sampel tanah (Pandeglang, Ciruas dan KP3B)
rata-rata keseluruhan pH berada pada pH optimum. yaitu kisaran antara 6-7.
Sedangkan untuk waktu yang efisien dalam pengukuran pH adalah 15 menit
pengocokan. Hal tersebut disebabkan karena kisaran pH pada waktu tersebut
stabil.
5.2
SARAN
Untuk
mengetahui pH tanah sebaiknya pengambilan tanah pada saat tidak terjadi hujan
satu hari sebelumnya, karena akan mempengaruhi kondisi tanah yang akan diuji
dan sampel tanah yang dicampur diambil secara acak dalam satu lahan di titik
yang berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
Hakim, Nurjati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung